Minggu, 11 Desember 2011

Cita-Citaku


Waktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter dikarenakan menjadi seorang dokter menurut saya suatu kebanggaan tersendiri karena dengan menjadi dokter bisa mengobati orang yang sakit.Selain itu,juga bisa tau tentang kesehatan....Selain bercita-cita menjadi seorang dokter,saya juga bercita-cita untuk menjadi istri yang solehah dan menjadi panutan untuk anak-anak ku nanti....

Kesan Di MAN Darussalam Ciamis


Nama saya Puspa Pujiastiana...Saya meneruskan sekolah ke MAN Darussalam Ciamis Jawa Barat.Kesan saya selama mesantren di ranah damai ini,ialah sangat mengesankan.Dikarenakan baru pertama kali nya saya sekolah sambil mesantren..Dari awal bangun sampai tidur lagi saya menghabiskan waktu dengan kawan-kawan yang slalu menemani saya.Jauh dari orang tua,saya di sini bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh...Untuk membanggakan orang tua saya yang senantiasa mendoakan saya bersekolah di sini.....

Sejarah Pondok Pesantren Darussalam Ciamis

Perintis Pondok Pesantren Darussalam Ciamis adalah Kyai Ahmad Fadlil (al-marhum. Pondok ini berawal dari sebidang tanah wakaf dari pasangan suami istri Mas Astapradja dan Siti Hasanah.

Berawal pada tahun 1929, dengan bermodalkan sebuah rumah tempat tinggal, sebuah mesjid, dan sebuah pondok yang penuh dengan kesederhanaan, pesantren Darussalam bahu membahu mulai mengukir sejarah di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis jawa Barat.

Sebagaimana pesantren lainnya, pada saat itu Pesantren Darussalam diharuskan mentaati peraturan pemerintah kolonial Belanda dengan mengikuti undang-undang Ordonansi Belanda yang membatasi materi pengajaran pesantren.

Namun demikian peraturan pemerintah kolonial tidak mengurangi semangat para pemuda saat itu untuk menggali keilmuan bidang agama, terbukti pesantren Darussalam kebanjiran santri hingga mencapai 400 orang.

Angin kemerdekaan 1945 memberi angin segar pesantren, perjuangannya untuk meningkatkan kwalitas umat mendapat keleluasaan, hingga pesantren sedikit demi

sedikit dapat memenuhi berbagai kebutuhan belajar mengajar bagi para santri. Dan yang sangat penting adalah paradikma lama tentang pesantren yang cenderung hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman mulai dikikis, sehingga pada dasa warsa enam puluhan, Pondok pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan merambah pada pendidikan formal.

Lembaga pendidikan formal yang pertama didirikan adalah Raudlatul-Athfal (Taman Kanak-Kanak) pada tahun 1967, berturut-turut pada tahun 1968 berdiri Madrasah lbtidaiyah (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (SLTP) dan pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah (SLTA), yang selanjutnya dijadikan Madrasah Aliyah Negeri, atas permintaan Departemen Agama.

Perjuangan Pesantren untuk menjadi lembaga pencetak manusia unggul dinegeri ini tidak berhenti disitu, maka pada tahun 1970 didirikan Perguruan Tinggi Islam pertama di kabupaten Ciamis yang diberi nama Fakultas Syariah Darussalam Ciamis Jawa Barat, yang merupakan embrio dari Institut Agama Islam Darussalam (IAID).

Saat ini Institut Agama Islam Darussalam telah memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Dakwah dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 650 orang.

Pondok Pesantren yang saat ini dipimpin oleh K.H. Irfan Hielmy ini, saat ini telah memiliki berbagai jenjang pendidikan mulai pra sekolah hingga perguruan tinggi.

Jenjang Pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Ciamis
  1. Pendidikan Pra Sekolah, Raudlatul Athfal/Taman Kanak-Kanak
  2. Pendidikan Dasar, Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar
  3. Pendidikan Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah/SLTP
  4. Pendidikan Menengah Tingkat Atas, Madrasah Aliyah Keagamaan Darussalam (SLTA)
  5. Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (SLTA)
  6. Madrasah Aliyah Negeri (SLTA)
  7. Perguruan Tinggi, Institut Agama Islam Negeri Darussalam terdiri dari :
  • Fakultas Syari'ah
  • Fakultas Tarbiyah
  • Fakultas Dakwah

Sejarah MAN Darussalam Ciamis


Pada paruh 1929, Kyai Ahmad Fadlil (meninggal tahun 1950) ayahanda K.H. Irfan Hielmy (alm), memulai kisah pendirian Pondok Pesantren dengan sebuah mesjid dan sebuah bilik sebagai asrama. Santri yang pertama mondok adalah pemuda-pemuda setempat yang tidak saja diajarai ilmu-ilmu agama tetapi diajak mengolah sawah, bercocok tanam, dan diberi contoh bagaimana memelihara bilik dan memakmurkan mesjid. Pesantren Cidewa, sebutan untuk komunitas baru itu, dengan cepat mendapat simpati serta dukungan dari masyarakat sekitar bahkan di tahun-tahun pertama mulai dikenal luas dan Iebih banyak lagi santri yang mondok. Tanah Pondok Pesantren Darussalam Ciamis ini adalah hasil wakaf dari suami-istri Mas Astapraja dan Siti Hasanah di Kampung Kandanggajah, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pada tahun 1967 mulai dirintis penyelenggaraan sistem pendidikan formal dengan mengadaptasi model klasikal, dan sampai saat ini semua jenjang pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA) telah berdiri hingga Perguruan Tinggi.
Lembaga pendidikan formal pertama yang didirikan oleh Pesantren Darussalam Ciamis adalah Raudhlatul Athfal (RA) pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1968 berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD, dan Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) berdiri pada tahun 1969. Kemudian pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) yang semula merupakan Madrasah Aliyah Swasta Darussalam Kabupaten Ciamis berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 62 Tahun 1969 pada tangal 2 Djuli tahun 1969. Dan dalam konsideran SK Menteri Agama tersebut dinyatakan bahwa selama Anggaran Belanja Departemen Agama untuk keperluan tersebut tidak mencukupinya, maka biaya pembinaan selanjutnya dibebankan kepada Pengasuh Pesantren Darussalam Ciamis. (SK terlampir)
Dalam perjalanannya yang telah mencapai usia 41 tahun ini, MAN Darussalam Ciamis berkomitmen pada aturan yang berlaku yang kemudian dikembangkan dengan arah kebijakan madrasah serta pendayagunaan potensi tenaga edukatif, tenaga administratif serta fasilitas sarana yang ada di MAN Darussalam Ciamis. Kondisi demikian tentu akan menunjukan jati dirinya dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai keberhasilan yang dicapai peserta didik.
Demikian pula sebagai arah timbal balik hubungan madrasah dengan masyarakat, MAN Darussalam Ciamis telah menunjukkan perhatian serta kepercayaan masyarakat yang semakin positif. Hal ini pun dapat dibuktikan dengan peminat siswa dari tahun ke tahun yang terus meningkat sehingga dalam penerimaan siswa baru diadakan seleksi melalui batasan nilai (hasil Ujian Nasional dan tes khusus).
Kendatipun demikian, sebagai suatu proses usaha pendidikan yang menghadapi berbagai heteroginitas dalam komponen-komponennya, maka tidak menutup mata terhadap berbagai kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu dalam mengoperasionalkan usaha pendidikan pada MAN Darussalam Ciamis, secara berkesinambungan pimpinan madrasah serta seluruh mitra kerjanya senantiasa berfikir inovatif dan prosfektif menuju pendidikan yang bermutu.
Dalam perjalannya sampai sekarang, Alhamdulillah MAN Darussalam Ciamis telah mampu melengkapi dirinya dengan sarana dan prasarana yang tidak kalah dari sekolah lainnya, demi mendukung pengembangan keilmuan yang diharapkan seluruh pihak, misalnya laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mencakup Laboratorium Fisika, Kimia, dan Bilogi. Selain itu dilengkapi pula dengan Laboratorium Bahasa dan Laboratorium Komputer.
Demikian pula dengan unsur pendidiknya, MAN Darussalam Ciamis terus berusaha menjalin kerjasama baik dengan sesama pendidik dalam negeri maupun dengan para pendidik dari mancanegara, khususnya dari Asia dan Amerika, juga para siswanya pernah diikutsertakan dalam program pertemuan pelajar ke Jepang, dan guru ke Amerika Serikat (AS).
Disamping itu, MAN Darussalam Ciamis tetap berpegang teguh pada prinsip utama yaitu mencetak manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) tanpa melupakan keimanan dan ketaqwaan (Imtak). Kegiatan keagamaan sesuai ciri Madrasah terus dikembangkan sehingga cita-cita tersebut bisa tercapai.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di MAN Darussalam Ciamis dapat tercapai apabila proses pembelajaran mampu membentuk pola prilaku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang matang dan terencana dengan baik supaya dapat memenuhi.
Adapun para Kepala yang pernah memimpin/bertugas di MAN Darussalam Ciamis adalah sebagai berikut:
1) KH. Ibrahim Ahmad (1969 – 1994)
2) Drs. H. Wahyudin, M. Pd. (1994 – 2004)
3) Dra. Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah, M. Pd. I (2004 – 2010)
4) Drs. Tatang Ibrahim, M. Pd (2010 – sekarang)